Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar panganan yang bentuknya bundar, pipih, dan tipis? Gulali? Bukan! Mungkin terdengar asing bagi mereka yang berada di luar Purwakarta, so here we introduce: SIMPING, camilan dan oleh oleh khas Purwakarta, Jawa Barat. Simping merupakan camilan kue kering dengan tekstur yang gurih dan renyah yang terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka, bumbu penyedap, serta aneka rasa dari rempah dan buah buahan. Adapun proses pembuatan simping dapat dikatakan cukup mudah, dan bahan yang digunakan juga mudah diperoleh. Adonan dari campuran bahan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk bulat tipis dan dimatangkan dengan cara dipanggang menggunakan alat khusus.
Mirip dengan salah satu kata khas Sunda, yaitu sumping dari kata Wilujeng Sumping yang artinya selamat datang, camilan Simping ini dahulunya memang berasal dari kata sumping itu sendiri dikarenakan dijadikan panganan yang disajikan pada tamu, bahkan merupakan kesukaan para raja dan bangsawan. Namun, seiring berjalannya waktu pelafalannya berubah menjadi Simping. Semula, Simping berawal dari wilayah Kaum yang letaknya tidak jauh dari kantor Bupati Purwakarta, tempat produksi simping sekarang terdapat pula di daerah Pasawahan, Wanayasa, hingga Pondoksalam, khususnya Desa Tanjungsari.
Di Desa Tanjungsari, Simping dikelola dan dikembangkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dinaungi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dengan Ibu Sri Sulatri sebagai ketuanya. KWT yang telah terbentuk sejak 2017 tersebut terdiri dari tujuh orang warga desa yang sebelumnya telah mengikuti program pemberdayaan masyarakat desa kala itu, namun sayang hingga tahun 2023 ini, hanya tersisa tiga orang. Adapun varian rasa Simping yang dibuat oleh KWT Desa Tanjungsari terdiri dari lima rasa, yaitu, original, kencur, keju, ketan, dan pedas. Per bungkusnya dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau yaitu dengan harga Rp 12.000 saja.
Dalam menjajakan produknya, KWT Desa Tanjungsari seringkali berpartisipasi dalam bazaar-bazaar produk lokal yang diadakan oleh Pemkab Purwakarta. usaha simping semakin sulit untuk dipertahankan. Itu terjadi karena mahalnya harga bahan baku. Maka dari itu, usaha pemasaran tak hanya bergantung pada agenda secara tatap muka, kini produk-produk KWT Desa Tanjungsari pun dapat dibeli secara daring melalui website yang juga dikembangkan oleh Pemkab Purwakarta guna mendukung pelaku UMKM setempat, yaitu webdesaku. Adapun caranya yaitu dengan mengakses tautan https://tanjungsari-purwakarta.desa.id/belanja dan Simping pun tak lama dapat kita terima di rumah!
Yuk, kita santap dan pertahankan panganan khas Purwakarta~
-bkp104
Sumber:
- Fanasafa, Irfan. (2022). Simping Kaum Purwakarta, Camilan Para Raja. Diakses pada 7 September 2023 dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-purwakarta/baca-artikel/15166/Simping-Kaum-Purwakarta-Camilan-Para-Raja.html
- Pemkab Purwakarta. (2018). Diakses pada 7 September 2023 dari https://purwakartakab.go.id/read/130
Tinggalkan Komentar
Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *